Artikel ini telah ditinjau oleh: drh. Carene Naomi

Sebagai orang yang memelihara anjing atau kucing sebagai peliharaan, tentu saja Anda harus mewaspadai potensi penyakit yang bisa diderita anabul. Terkhusus di musim hujan seperti saat ini, biasanya ada penyakit-penyakit tertentu yang kerap menjangkiti para anabul ini. Anda bisa simak berikut ini daftar penyakit anjing dan kucing yang rentan dialami pada saat musim hujan tiba. 

  1. Dermatofitosis 

Pada saat musim hujan, waspadai penyakit dermatofitosis pada anjing ataupun kucing peliharaan Anda. Dermatofitosis ini sendiri lebih dikenal dengan istilah ringworm, merujuk pada pola lesi kulit yang menyerupai lingkaran, akibat dari infeksi jamur. Tipe jamur penyebab dermatofitosis yang paling umum adalah Microsporum dan Trichophyton

Umumnya, ringworm atau dermatofitosis lebih banyak ditemukan pada kucing, namun penyakit kulit akibat jamur ini juga bisa diderita oleh anjing. Beberapa gejala dermatofitosis ini seperti lesi kulit bersisik, kerontokan bulu, area kulit yang meradang, kulit terasa gatal, dan kulit kering. Pemberian obat oles untuk kulit biasanya menjadi bentuk pengobatan utama bagi dermatofitosis ini. 

  1. Pneumonia 

Penyakit selanjutnya yang juga berisiko dialami oleh anjing dan kucing di musim hujan adalah pneumonia. Pneumonia merujuk pada kondisi di mana terjadi iritasi dan peradangan di dalam paru-paru, diakibatkan oleh menumpuknya cairan di dalam kantong udara. Akibatnya, terjadi gangguan pada pertukaran oksigen dan karbondioksida di dalam paru, menyebabkan kesulitan bernapas. 

Pneumonia bisa disebabkan karena beberapa alasan, seperti infeksi bakteri, virus, jamur, parasit, imun tubuh yang menurun, serta menghirup zat asing. Anjing atau kucing yang menderita pneumonia biasanya akan menunjukkan gejala seperti batuk, kesulitan bernapas, keluar cairan dari hidung, bersin, lemah, serta kehilangan nafsu makan. Pengobatan pneumonia tergantung pada penyebabnya. 

  1. Diare 

Pada musim hujan, diare juga kerap menyerang anjing dan kucing. Diare merupakan kondisi yang umum terjadi pada binatang peliharaan. Pada saat musim penghujan, kemungkinan anjing atau kucing mengonsumsi makanan di lingkungan sekitarnya, yang sudah terinfeksi dengan virus, bakteri atau parasit penyebab diare, sehingga mengakibatkan gangguan pada sistem pencernaannya.

Saat anjing atau kucing diare, biasanya muncul gejala seperti kotoran yang teksturnya melunak, kehilangan nafsu makan, mual, hingga muntah. Jika dibiarkan saja, maka diare bisa memicu anjing atau kucing peliharaan Anda mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Pengobatan untuk diare tergantung pada penyebabnya, seperti pemberian antibiotik jika diare disebabkan oleh bakteri. 

  1. Kutuan 

Layaknya jamur, kutu juga menyukai tempat yang lembap. Jadi, tidak mengherankan jika ancaman kutu pada anjing dan kucing di musim penghujan semakin meningkat. Kehangatan yang terdapat di sela-sela bulu anjing dan kucing merupakan tempat yang nyaman bagi kutu untuk tinggal. Makanya, Anda harus mewaspadai kondisi kutuan pada anjing dan kucing peliharaan. 

Kutu bertahan hidup di kulit anjing dan kucing dengan cara menghisap darahnya. Penularan kutu sangat mudah terjadi, karena kutu bisa melompat dari satu tempat ke tempat lain dengan mudah, dengan jarak yang cukup jauh. Salah satu gejala kutuan pada anjing dan kucing adalah frekuensi menggaruk kulitnya yang meningkat. Memandikan anjing dan kucing merupakan salah satu cara membasmi kutu. 

  1. Penyakit Pernapasan Menular 

Anjing rentan mengalami penyakit pernapasan menular atau kennel cough di musim penghujan yang lembap dan dingin. Sesuai dengan namanya, kennel cough ini merupakan penyakit yang mudah menular ke anjing lainnya. Anjing yang menderita kennel cough akan menunjukkan gejala seperti batuk kering, serta terdengar ada benda yang tertahan di tenggorokannya. 

Anjing yang menderita kennel cough biasanya juga akan lebih sering batuk di malam hari, sehingga membuatnya susah untuk tidur. Jika sudah parah, kennel cough bisa membuat anjing menjadi lemas, kehilangan nafsu makan, mengalami demam, serta kesulitan untuk bernapas. Pengobatan untuk kennel cough akan disesuaikan dengan kondisi anjing dan tingkat keparahannya. 

  1. Gastroenteritis 

Gastroenteritis merupakan kondisi di mana terjadi peradangan pada sistem saluran pencernaan, utamanya lambung dan usus. Anjing atau kucing yang menderita gastroenteritis biasanya disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah terinfeksi dengan bakteri, virus, ataupun parasit. 

Saat binatang peliharaan mengalami gastroenteritis, biasanya akan muncul gejala seperti muntah dan diare. Cairan muntah yang dikeluarkan oleh anjing atau kucing bisa disertai dengan busa dan berwarna kekuningan, apalagi jika kondisi perutnya sudah kosong. Gastroenteritis biasanya diobati dengan pemberian antibiotik jika disebabkan bakteri, obat anti-diare, ataupun obat anti-muntah. 

  1. Leptospirosis 

Kondisi air yang tergenang di musim penghujan, kerap menjadi tempat kontaminasi bakteri, diantaranya bakteri Leptospira. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri Leptospira tersebut bisa menimbulkan penyakit leptospirosis pada anjing dan kucing, meskipun kasusnya pada kucing terbilang langka. 

Saat anjing menderita leptospirosis, maka biasanya akan muncul gejala seperti demam, menggigil, otot yang terasa sakit, malas bergerak, rasa haus yang meningkat, dehidrasi, muntah, mual, nafsu makan hilang, serta peradangan pada matanya. Jika tidak diobati, penyakit ini bisa menyebabkan gagal ginjal. Penyakit leptospirosis biasanya ditangani dengan pemberian antibiotik. 

Memasuki musim penghujan seperti sekarang, Anda harus mewaspadai munculnya penyakit tertentu pada anjing ataupun kucing peliharaan. Awasi dan jasa apa yang dikonsumsinya, khususnya saat berada di luar rumah, karena hal itu bisa menjadi penyebab penyakitnya. Jika anjing atau kucing terindikasi sakit, Anda bisa segera hubungi Rhema untuk mendapatkan penanganan dari dokter hewan profesional. 

Sumber: 

Howe, Stephanie. (2022, Februari 01). Ringworm in Dog. PetMD. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2023 melalui https://www.petmd.com/dog/conditions/skin/c_dg_dermatophytosis

Howe, Stephanie. (2022, September 08). Pneumonia in Cats. PetMD. Diakes pada tanggal 31 Oktober 2023 melalui https://www.petmd.com/cat/conditions/respiratory/pneumonia-cats

PetMD Editorial. (2013, Juli 15). Common Causes (and Remedies) of Diarrhea in Pets. PetMD. Diakes pada tanggal 31 Oktober 2023 melalui https://www.petmd.com/dog/centers/nutrition/slideshows/common-causes-and-remedies-of-diarrhea-in-pets

Pagan, Camille Noe. (2021, Oktober 21). How to Remove Fleas from Your Pet. WebMD. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2023 melalui https://www.webmd.com/pets/remove-fleas-from-pet

Weir, Malcolm et al. Gastroenteritis in Dogs. VCA Animal Hospitals. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2023 melalui https://vcahospitals.com/know-your-pet/gastroenteritis-in-dogs

Bledsoe, Sara. (2023, Juni 02). Kennel Cough in Dogs: Symptoms and Treatments. PetMD. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2023 melalui https://www.petmd.com/dog/conditions/respiratory/kennel-cough-dogs-symptoms-and-treatments

AVMA Team. Leprospirosis. AVMA. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2023 melalui https://www.avma.org/resources/pet-owners/petcare/leptospirosis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *