Artikel ini telah ditinjau oleh: drh. Carene Naomi

Salah satu hal yang perlu untuk Anda waspadai sebagai orang yang memelihara anjing atau kucing adalah penularan penyakit yang diderita oleh anabul tersebut pada tubuh Anda. Beberapa penyakit memang tidak hanya menular ke sesama hewan saja, namun juga bisa menular ke manusia. Waspadai penularan dengan mengenali penyakit menular dari anabul ke manusia berikut ini. 

1. Infeksi Cacing Tambang 

Cacing tambang atau hookworm merupakan parasit yang menginfeksi anjing dan kucing, ditandai dengan hidupnya parasit tersebut di dalam usus anjing dan kucing. Nama parasit satu ini berasal dari bentuk mulutnya yang menyerupai tambang, di mana bagian mulutnya tersebutlah yang digunakan untuk menempel di dinding usus. Cacing ini memakan cairan jaringan dan darah dari inangnya.

Infeksi cacing tambang yang menular ke manusia biasanya terjadi melalui kotoran anjing atau kucing yang terinfeksi cacing tambang. Penularan terjadi lewat kotoran anjing atau kucing yang mengandung telur cacing tambang, lalu tidak sengaja terinjak oleh manusia yang tidak menggunakan alas kaki atau kaki telanjang. 

Saat terjadi kontak antara kaki tanpa alas dengan kotoran anabul yang mengandung telur cacing tambang tersebut, maka telurnya akan bisa memasuki tubuh lewat kulit. Meskipun bisa sembuh dengan sendirinya, namun penularan cacing tambang ini akan bisa membuat telapak kaki atau kaki bagian bawah terasa gatal, disertai dengan munculnya garis-garis kemerahan selama beberapa minggu.  

2. Rabies 

Rabies bisa dibilang sebagai salah satu penyakit menular dari anjing dan kucing ke manusia yang begitu ditakuti. Pasalnya, jika manusia tertular rabies dan pengobatan terlambat diberikan, maka akan bisa memicu terjadinya kematian pada manusia tersebut. Penyakit fatal satu ini disebabkan oleh infeksi virus rabies. Sejauh ini, belum ada obat untuk menyembuhkan dari penyakit rabies. 

Penularan virus rabies dari anjing atau kucing ke manusia terjadi melalui gigitan hewan tersebut, yang mana virus rabies berpindah melalui air liur ke dalam tubuh. Gejala awal yang biasa muncul adalah demam, kemudian berlanjut ke gejala seperti kebingungan dan sulit tidur. Segera periksakan diri ke dokter jika Anda digigit oleh anjing atau kucing yang mengidap rabies.   

3. CSD (Cat Scratch Disease

CSD (Cat Scratch Disease) merupakan penyakit menular dari kucing yang disebabkan karena infeksi bakteri saat kucing menggores, menggigit, atau menjilat luka pada permukaan kulit Anda. Adapun kucing yang bisa menularkan penyakit ini pada Anda adalah kucing yang sedang terinfeksi bakteri spesies Bartonella, khususnya Bartonella henselae

Area kulit yang digigit kucing ataupun luka yang dijilat oleh kucing terinfeksi Bartonella biasanya akan terasa melunak dan membengkak, disertai dengan nanah di dalamnya. Anda juga bisa mengalami demam dan sakit kepala. Meskipun bisa sembuh dengan sendirinya, Anda baiknya mengonsumsi antibiotik untuk membunuh bakteri yang menginfeksi dan menyebabkan penyakit tersebut. 

4. Infeksi Cacing Pita 

Meskipun terbilang jarang, namun penularan cacing pita dari anjing atau kucing ke manusia dan kemudian menyebabkan infeksi bisa terjadi. Cacing pita yang menginfeksi kucing atau anjing terkadang bisa terlihat di sekitar bulu pada area anus anabul tersebut. Penularan cacing pita dari anjing atau kucing ke manusia terjadi melalui perantara pinjal atau flea yang mengandung larva cacing pita. 

Biasanya, penularan ke manusia terjadi karena tidak sengaja tertelan pinjal yang menggigit anjing atau kucing yang terinfeksi cacing pita tersebut. Kondisi ini umumnya dialami oleh anak-anak. Menjaga kebersihan anjing dan kucing serta memastikan kondisi kesehatannya dalam kondisi baik merupakan cara agar terhindar dari penularan cacing pita ke manusia.

5. Ringworm 

Penyakit selanjutnya yang juga bisa menular dari kucing dan anjing ke manusia adalah ringworm atau dermatofitosis. Meskipun ada kata ‘worm’ pada nama penyakit ini, namun penyebabnya bukanlah karena infeksi cacing melainkan oleh infeksi jamur. Infeksi jamur ini terjadi di permukaan kulit, yang kemudian memicu munculnya area kemerahan berbentuk bulat menyerupai cincin. 

Penularan ringworm dari anjing atau kucing ke manusia bisa terjadi saat manusia kontak dengan permukaan kulit hewan yang terinfeksi ataupun dari orang lain yang sebelumnya juga kontak dengan ringworm tersebut. Adapun akibat dari infeksi jamur ini adalah munculnya ruam kemerahan berbentuk bulat, yang teksturnya kadang kering atau basah, serta terasa gatal. 

6. Infeksi Salmonella 

Manusia juga bisa tertular bakteri Salmonella dari kucing atau anjing. Kucing atau anjing yang terinfeksi Salmonella biasanya tidak akan menunjukkan gejala khusus alias tetap terlihat normal dan sehat. Namun, saat bakteri Salmonella ini menular dari anjing atau kucing ke manusia, maka akan bisa menyebabkan sakit pada manusia yang tertular. 

Penularan bakteri Salmonella biasanya terjadi saat manusia tidak mencuci tangan hingga bersih setelah membersihkan kotoran, tempat tidur, ataupun tempat kucing dan anjing sering bermain. Manusia yang terinfeksi oleh bakteri Salmonella ini biasanya akan merasakan gejala seperti demam, diare, mual, muntah, hingga sakit perut. Biasanya, gejala ini akan bisa hilang dengan sendirinya. 

Tidak hanya ke sesamanya saja, namun penyakit dari anjing atau kucing bisa menular ke manusia. Makanya, Anda juga harus waspadai jika anjing atau kucing yang dipelihara menunjukkan indikasi atau gejala sakit. Jika ingin berkonsultasi seputar kesehatan anjing ataupun gejala sakit yang ditunjukkan oleh anjing, Anda bisa langsung datang atau menghubungi WA Rhema terlebih dahulu. 

Sumber: 

Fryish, Paul. 2022, Maret 05. Diseases You Can Get From Your Pets. WebMD. Diakses pada tanggal 31 Januari 2024 melalui https://www.webmd.com/pets/ss/slideshow-diseases-from-pets

Stuart, Annie. 2023, Mei 06. Diseases You Can Get From Your Pets: Worms, Rabies, and More. WebMD. Diakses pada tanggal 31 Januari 2024 melalui https://www.webmd.com/pets/diseases-you-can-get-from-your-pets

Williams, Krista., et al. Rabies in Dogs. VCA Animal Hospitals. Diakses pada tanggal 31 Januari 2024 melalui https://vcahospitals.com/know-your-pet/rabies-in-dogs

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *